Minggu, 13 Maret 2016

ARTIKEL 3 : PARADIGMA



            Apa itu paradigma? Menurut buku The 7 Habits of Highly Effective Teens yang dikarang oleh Sean Covey, paradigma adalah cara kamu memandang sesuatu, pandanganmu, kerangka acuanmu, atau keyakinanmu. Kata lain dari paradigm adalah persepsi. Paradigma itu seperti kacamata. Kalau memiliki paradigm yang tidak lengkap tentang diri sendiri atau kehidupan pada umumnya, itu sama saja seperti mengenakan kacamata yang salah.
            Di dalam buku The 7 Habits terdapat 3 kajian paradigma; paradigma tentang diri sendiri, paradigma tentang orang lain, dan paradigma tenang kehidupan pada umumnya:
1.      Paradigma tentang diri sendiri
Paradigma yang negative bisa menghambat kita, sedangkan paradigma yang positif bisa membangkitkan yang terbaik dalam diri kita. Misalnya jika pada saat Anda diajak oleh teman Anda untuk mengikuti lomba bulutangkis yang Anda sukai tetapi Anda menolak karena Anda menilai diri Anda sendiri tidak bisa, dan akhirnya Anda hanya akan menyesal bahwa Anda tidak bisa mengikuti lomba tersebut. Berbeda halnya jika Anda menerima tawaran dari teman Anda, Anda mungkin bisa mengembangkan bakat Anda dan melatih mental Anda dalam menghadapi musuh, hasilnya meskipun Anda kalah dalam bertanding, Anda akan merasa lega, puas, dan tentunya Anda akan mengalami pengalaman yang berharga bagi Anda
2.      Paradigma tentang orang lain
Kita punya paradigm bukan saja tentang diri kita sendiri, melainkan juga tentang orang lain. Dan itu pun bisa kelitu. Memandang segalanya dari sudut pandang yang berbeda dapat membantu kita memahami mengapa orang bersikap.
Paradigmna kita sering kali tidak lengkap, tidak tepat, atau benar-benar keliru. Oleh karenanya, janganlah kita cepat-cepat menilai orang, mencap orang, atau membentuk pandangan yang kaku tentang orang lain, tentang diri sendiri. Dari sudut pandang kita yang terbatas, kita jarang melihat gambaran keseluruhannya, atau punya semua faktanya.
Maka dari itu, hendaknya kita buka pikiran dan hati kita ini terhadap informasi, gagasan, dan pandangan baru, dan bersedia mengubah paradigma kita kalau jelas-jelas keliru.
3.      Paradigma tentang kehidupan
Paradigma tentang kehidupan itu mempunya beberapa aspek yang harus dijabarkan, karena segala sesuatu itu berhubungan dengan kehidupan:
a.       Terpusan pada teman
Bersahabatlan sebanyak mungkin, tetapi janganlah bangun hidupmu diatas teman, karena itu merupakan landasan yang tidak stabil
b.      Terpusat pada barang
Berprestasi atau menikmati barang-barang tidak ada salahnya, namun kita tidak boleh memusatkan hidup kita pada barang-barang yang pada akhirnya tidak akan abadi
c.       Terpusat pada pacar
Semakin kamu memusatkan hidupmy kepada seseorang, semakin kamu jadi tidak menarik lagi bagi orang itu (pacar). Kemandirian itu lebih menarik daripada ketergantungan. Jangan terobsesi atau terpusat pada mereka, karena, walaupun ada pengecualiannya, hubungan-hubungan ini biasanya tidak stabil sama sekali.
d.      Terpusat pada sekolah
Para remaja yang terpusat pada sekolah sering kali terobsesi dengan mendapatkan nilai-nilai baik sehingga mereka lupa bahwa tujuan utama dari bersekolah adalah untuk belajar
e.       Terpusat pada orang tua
Memusatkan hidupmu kepada orangtuamu dan hidup untuk menyenangkan mereka di atas segalanya bisa menjadi mimpi buruk loh.
f.       Pusat-pusat lain yang mungkin
Pusat-pusat lain yang mungkin contohnya; terpusan pada hobi, terpusat pada pahlawan, terpusat pada musuh, terpusat pada pekerjaan, dan pusat yang lainnya. 


Referensi : Covey, Sean. 2001. The 7 Habits of Highly Effective Teens. Binapura Aksara 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar