Apa itu paradigma? Menurut buku The 7
Habits of Highly Effective Teens yang dikarang oleh Sean Covey, paradigma
adalah cara kamu memandang sesuatu, pandanganmu, kerangka acuanmu, atau
keyakinanmu. Kata lain dari paradigm adalah persepsi. Paradigma itu seperti kacamata.
Kalau memiliki paradigm yang tidak lengkap tentang diri sendiri atau kehidupan
pada umumnya, itu sama saja seperti mengenakan kacamata yang salah.
Di dalam buku The 7 Habits terdapat 3
kajian paradigma; paradigma tentang diri sendiri, paradigma tentang orang lain,
dan paradigma tenang kehidupan pada umumnya:
1.
Paradigma
tentang diri sendiri
Paradigma yang negative
bisa menghambat kita, sedangkan paradigma yang positif bisa membangkitkan yang
terbaik dalam diri kita. Misalnya jika pada saat Anda diajak oleh teman Anda
untuk mengikuti lomba bulutangkis yang Anda sukai tetapi Anda menolak karena
Anda menilai diri Anda sendiri tidak bisa, dan akhirnya Anda hanya akan
menyesal bahwa Anda tidak bisa mengikuti lomba tersebut. Berbeda halnya jika
Anda menerima tawaran dari teman Anda, Anda mungkin bisa mengembangkan bakat
Anda dan melatih mental Anda dalam menghadapi musuh, hasilnya meskipun Anda
kalah dalam bertanding, Anda akan merasa lega, puas, dan tentunya Anda akan
mengalami pengalaman yang berharga bagi Anda
2.
Paradigma
tentang orang lain
Kita punya paradigm bukan saja tentang diri kita
sendiri, melainkan juga tentang orang lain. Dan itu pun bisa kelitu. Memandang
segalanya dari sudut pandang yang berbeda dapat membantu kita memahami mengapa
orang bersikap.
Paradigmna kita sering kali tidak lengkap, tidak
tepat, atau benar-benar keliru. Oleh karenanya, janganlah kita cepat-cepat
menilai orang, mencap orang, atau membentuk pandangan yang kaku tentang orang
lain, tentang diri sendiri. Dari sudut pandang kita yang terbatas, kita jarang
melihat gambaran keseluruhannya, atau punya semua faktanya.
Maka dari itu, hendaknya kita buka pikiran dan hati
kita ini terhadap informasi, gagasan, dan pandangan baru, dan bersedia mengubah
paradigma kita kalau jelas-jelas keliru.
3.
Paradigma
tentang kehidupan
Paradigma tentang kehidupan itu mempunya beberapa
aspek yang harus dijabarkan, karena segala sesuatu itu berhubungan dengan
kehidupan:
a. Terpusan pada teman
Bersahabatlan sebanyak mungkin, tetapi janganlah
bangun hidupmu diatas teman, karena itu merupakan landasan yang tidak stabil
b. Terpusat pada barang
Berprestasi atau menikmati barang-barang tidak ada
salahnya, namun kita tidak boleh memusatkan hidup kita pada barang-barang yang
pada akhirnya tidak akan abadi
c. Terpusat pada pacar
Semakin kamu memusatkan hidupmy kepada seseorang,
semakin kamu jadi tidak menarik lagi bagi orang itu (pacar). Kemandirian itu
lebih menarik daripada ketergantungan. Jangan terobsesi atau terpusat pada
mereka, karena, walaupun ada pengecualiannya, hubungan-hubungan ini biasanya
tidak stabil sama sekali.
d. Terpusat pada sekolah
Para remaja yang terpusat pada sekolah sering kali
terobsesi dengan mendapatkan nilai-nilai baik sehingga mereka lupa bahwa tujuan
utama dari bersekolah adalah untuk belajar
e. Terpusat pada orang tua
Memusatkan hidupmu kepada orangtuamu dan hidup untuk
menyenangkan mereka di atas segalanya bisa menjadi mimpi buruk loh.
f. Pusat-pusat lain yang mungkin
Pusat-pusat lain yang mungkin contohnya; terpusan
pada hobi, terpusat pada pahlawan, terpusat pada musuh, terpusat pada
pekerjaan, dan pusat yang lainnya.
Referensi : Covey, Sean. 2001. The 7 Habits of Highly
Effective Teens. Binapura Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar