Minggu, 13 Maret 2016

ARTIKEL 7 : MENGASAH GERGAJIMU



           Maksud dari mengasah gergaji ini adalah tentang menjaga ketajaman dirimu agar bisa menangani hidup dengan lebih baik. Artinya, secara berkala memperbaharui dan menguatkan keempat dimensi kehidupan kuncimu; tubuhmu, otakmu, hatimu, dan jiwamu.
·      Merawat tubuhmu
Berikut adalah 10 cara untuk merawat tubuhmu menurut buku 7 Habits :
1.      Makan makanan yang sehat
2.      Rileks pada saat mandi
3.      Bersepeda
4.      Angkat barbell
5.      Tidur yang cukup
6.      Latihan yoga
7.      Olahraga
8.      Jalan-jalan
9.      Merentangkan tubuh
10.  Aerobik
Empat unsure kunci untuk tubuh yang sehat adalah kebiasaan tidur yang baik, relaksasi fisik, gizi yang baik, dan olahraga yang teratur.
·      Merawat otakmu
Untuk merawat otakmu sebenarnya mungkin banyak sekali caranya, di artikel ini saya hanya akan meringkas apa yang sudah ada dalam buku 7 Habits ini. Merawat otakmu bisa dilakukan melalui banyak cara
1.      Mempertajam pikiran
Ada banyak cara untuk mempertajam pikiran seperti; membaca surat kabar, memelihara kebun, bermain catur, bermain music, menulis cerita, ikut debat kelompok, dsb.
2.      Mencari tempatmu sendiri
Maksudnya adalah cari topic-topik yang Anda sukai lalu tekunilah. Ambil pelajaran tambahan, bacalah buku-buku, dan tontonlah film tentang topic yang bersangkutan.
3.      Hambatan mental
Sementara Anda berusaha untuk mempertajam otak Anda, Anda perlu untuk mengatasi beberapa hambatan. Contohnya: waktu nonton, gejala kutu buku, dan tekanan
4.      Kamu harus mau
Kunci untuk mengasah otak Anda adalah hasrat Anda sendiri untuk belajar. Anda harus menginginkannya dan Anda juga harus bersemangat.
·      Merawat hatimu
Tertawalah jika tidak Anda akan menangis. Terbukti tertawa itu bermanfaat:
1.      Mengendurkan ketegangan mental dan membatu untuk berpikir kreatif
2.      Membantu mengatasi kesulitan hidup
3.      Mengurangi tingkat stress
4.      Membuat rileks dengan menurunkan denyut jantung serta tekanan darah
5.      Mengeluarkan zat endorphin, penangkal rasa sakit alami oleh otak
·      Merawat jiwamu
-          Kembali ke alam
Maksud dari kembali ke alam adalah Anda meluangkan waktu Anda untuk melihat alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota yang sudah tercemar dengan polusi. Dengan begitu Anda bisa merasakan betapa indahnya alam ini dan Anda akan merasa bersyukur.
-          Sahabat terbaik remaja
Dengan menulis jurnal, maksudnya Anda membuat sebuah diary. Dengan menulis semua isi hati ke dalam sebuah tulisan, Anda akan merasa tenang karena jurnal/diary akan mendengarkan Anda dan tidak akan menjelek-jelekan Anda di belakang.
-          Hadapilah kenyataan



Referensi : Covey, Sean. 2001. The 7 Habits of Highly Effective Teens. Binapura Aksara 

ARTIKEL 6 : BERPIKIR MENANG/MENANG



           Mungkin Anda masih bingung dengan judul materi ini yaitu Berpikir Menang/Menang. Karena itu akan saya jelaskan mengenai Berpikir Menang/Menang di dalam artikel ini yang tentunya bersumber dari buku 7 Habits of Highly Effective Teens.
            Berpikir Menang/Menang adalah sikap terhadap kehidupan, suatu cara berpikir yang mengatakan bahwa saya bisa menang, kamu pun bisa menang. Bukan hanya salah satu yang menang. Berpikir Menang/Menang juga merupakan landasan untuk bergaul akur dengan orang lain. Ini dimulai dengan keyakinan bahwa kita semya sama, bahwa tak ada orang yang lebih rendah atau lebih unggul dari yang lain.
            Untuk lebih jelas lagi mengenai Bepikir Menang/Menang, cara terbaik adalah menelaah apa yang bukan Berpikir Menang-Menang, yaitu bukan Menang/Kalah, Kalah/Menang, atau Kalah/Kalah. Semuanya adalah sifat umum tetapi tidak baik terhadap kehidupan.
1.      Menang/Kalah
Menang/Kalah cenderung kompetitif. Menang/Kalah itu penuh kebanggaan. Kata C.S Lewis, kebanggaan bukanlah mendapatkan kesenangan karena memiliki sesuatu, melainkan karena memiliki lebih banyak ketimbang orang lain. Sifat berpikir menang/kalah itu bisa diilutrasikan, misalnya jika ada kue besar yang sudah dipotong-potong menjadi beberapa bagian dan setelah Anda melihat itu Anda mengambil potongan kue yang lebih besar. Jadi bepikir menang/kalah berarti tidak apa orang lain kalah asal kita yang menang.
            Pada akhirnya, Menang/Kalah biasanya akan jadi boomerang. Anda mungkin menduduki peringkat teratas, namun disana juga Anda akan merasa sendirian tanpa teman.
2.      Kalah/Menang
Kalah/Menang tampaknya lebih cantik pada permukaannya, tetapi sebenarnya sama berbahayanya seperti Menang/Kalah. Kalah/Menang mengatakan, “Slahkan bersikap suka-suka terhadapku. Kesetkan saja kakimu diatas diriku. Semua orang juga begitu.” Ini adalah gejala keset kaki.
Jika Anda menganut sikap Kalah/Menang terhadap kehidupan, maka orang akan menginjak-injak Anda. Dan itu sungguh menyebalkan. Anda juga akan memendam perasaan Anda yang sebenarnya. Dan itu tidak sehat
3.      Kalah/Kalah
Kalah/Kalah mengatakan, “Kalau aku harus jatuh, kamu juga harus jatuh, bung.”. Balas dendam juga adalah Kalah/Kalah. Dengan menuntut balas, Anda mungkin berpikir bahwa Anda menang, sebenarnya Anda hanya akan melukai diri Anda sendiri.
Kalah/Kalah juga bisa terjadi kalau seseorang menjadi terobsesi dengan orang lain dengan cara yang negative. Ini terutama akan terjadi dengan mereka yang paling dekat dengan kita.
            Bagaimana caranya Berpikir Menang/Menang?
a.       Menangkan kemenangan pribadimu dulu
Semuanya dimulai dari Anda sendiri. Jika Anda benar-benar tidak tentram dan belum membayar harga untuk memenangkan kemenangan pribadi, akan sulit berpikir Menang/Menang. Ketentraman pribadi adalah landasan untuk bersikap Menang/Menang
b.      Hindari tumor kembarnya
·         Kecenderungan bersaing
Persaingan itu sehat jika Anda bersaing terhadap diri Anda sendiri, jika itu menantang Anda untuk mencapai lebih tinggidan mengerahkan segala kemampuan Anda. Sedangkan persaingan menjadi gelap jika Anda kaitkan harga diri Anda dengan kemenangan atau jika Anda menggunakannya untuk memposisikan diri Anda diatas orang lain.
·         Kecenderungan membanding-bandingkan
Membangun hidup Anda berdasarkan pada bagaimana kondisi Anda dibandingkan dengan orang lain tidak bijaksana. Membanding-bandingkan diri kita dengan oran lain membuat kita merasa seperti gelombang laut yang diombang-ambing oleh angin. Satu-satunya perbandingan yang baik adalah membandingkan dirimu terhadao potensimu sendiri.



Referensi : Covey, Sean. 2001. The 7 Habits of Highly Effective Teens. Binapura Aksara